Kamis, 13 Januari 2011

PERANAN RADIO DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN

ABSTRAK

Radio adalah media komunikasi yang tergolong dalam media massa yang digunakan untuk penyampaian pesan kepada khalayak. Radio memiliki daya tembus, daya langsung, dan daya tarik. Ketiga daya tersebut merupakan keunggulan radio dalam meningkatkan kefektivitasan pesan yang disampaikannya. Pembangunan pertanian adalah suatu upaya peningkatan produksi pertanian melalui ketahanan pangan yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan penyebaran informasi untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan juga penyebaran hasil pertanian secara merata. Radio merupakan media massa yang cukup efektif dalam menyampaikan informasi pertanian dan penyebaran hasil pembangunan. Kemudahan dalam mengaksesnya, serta harganya yang cukup murah menjadikan radio efektif dalam pembangunan pertanian khususnya di daerah pedesaan.

Kata Kunci : Media Massa, Radio, Pembangunan Pertanian

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Radio merupakan salah satu bentuk dari media massa. “Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi” (Changara, 2006:119). “Radio mendapat julukan sebagai ”kekuasaan yang kelima” (the fifth estate), setelah pers…”. Oleh karena itu, media radio digunakan dalam menyampaikan pesan, ataupun informasi dari suatu sumber kepada khalayak. Menurut Changara (2006:124) kelebihan media radio dibanding dengan media massa yang lainnya adalah cepat dan mudah dibawa kemana-mana, dan dapat didengar sambil mengerjakan pekerjaan yang lain, seperti mancuci, mengendarai mobil, memasak, menulis, dan semacamnya. Radio telah banyak dimanfaatkan kegunaannya bagi kehidupan masyarakat, dan telah menjadi media yang cukup populer untuk menyebarkan berbagai informasi. Diantaranya, kegunaan radio untuk pembangunan pertanian, yaitu sebagai media penyebar informasi, pesan, dan hasil dari pembangunan.
Menurut (Rogers,1983) dikutip dalam Nasution (2002:28) definisi pembangunan adalah:
“suatu perubahan sosial dengan partisipatori yang luas dalam suatu masyarakat yang dimaksudkan untuk kemajuan sosial dan material (termasuk bertambah besarnya keadilan, kebebasan, dan kualitas lainnya yang dihargai) untuk mayoritas rakyat melalui kontrol yang lebih besar yang mereka peroleh terhadap lingkungan mereka”
Adapun menurut Syahyuti (2006) dikutip dalam Dewi (2008:18), pembangunan pertanian merupakan “suatu upaya peningkatan produksi pertanian melalui ketahanan pangan yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan petani”. Dalam proses pembangunan pertanian, radio mempunyai peran sebagai media yang menyampaikan informasi pertanian yang menunjang untuk peningkatan produksi pertanian serta untuk memberdayakan masyarakat petani dalam meningkatkan kesejahteraannya.
Radio dapat dijadikan sebagai media dalam pembangunan pertanian karena dinilai cukup efektif dalam proses penyebaran informasinya. Penyampaian informasi dalam media radio dilakukan dengan cara two way communication dan bersifat interaktif serta kemudahan dalam mengaksesnya karena relatif murah (Kifli, 2007:123). Kemudahan tersebut berdampak positif bagi masyarakat petani yang umumnya mereka memiliki keterbatasan dalam mengakses sumberdaya. Dengan keunggulan dan kemudahan tersebut, diharapkan media radio dapat berperan banyak dalam meningkatkan pembangunan pertanian.

2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan tulisan ini adalah untuk:
1. Memberikan informasi mengenai peran media dalam proses pembangunan di Indonesia khususnya pembangunan dalam bidang pertanian.
2. Menjelaskan kelebihan atau keunggulan, kelemahan, serta hambatan-hambatan media radio dalam menyampaiakan pesan informasi pembangunan.
3 . Rumusan Masalah
1. Sejauh mana media radio dalam pembangunan pertanian di Indonesia?
2. Bagaimana cara media radio dalam mengefektivitaskan penyampaian pesan dan informasi hasil pembangunan?
3. Hambatan apa yang terjadi pada media radio dalam menyampaikan pesan dan informasi pembangunan?

4. Kegunaan
1. Kegunaan Akademis
Kegunaan tulisan ini dari segi akademik sebagai tinjauan, acuan, dan perbandingan sebuah penulisan lebih lanjut, sebagai jawaban atas permasalahan yang berkenaan dengan penyampaian pesan oleh radio.
2. Kegunaan Nonakademis
Kegunaan dari segi nonakademik yaitu untuk mengetahui dan memberi pemahaman kepada masyarakat mengenai peran dan sejauh mana media radio dalam proses pembangunan pertanian, memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kefektifan serta hambatan media radio dalam pembangunan pertanian.











I. Radio dalam Pembangunan Pertanian
Radio sudah lama dimanfaatkan kegunaannya dalam berkomunikasi bagi manusia. Radio pada awalnya mempunyai tiga kegunaan, yaitu sebagai alat hiburan, alat penerangan, dan alat pendidikan, namun setelah meletusnya perang dunia melanda negara-negara eropa fungsi radio bertambah sebagai alat propaganda yang bertujuan untuk menyampaikan ideologi suatu bangsa ke dalam ataupun luar negeri. Pada masa sekarang ini, kemungkinan besar radio dimanfaatkan sebagai alat hiburan, hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya kehadiran radio-radio lokal yang program utama acaranya adalah hiburan, seperti musik. Adapun peran yang lain dari radio adalah sebagai alat penerangan atau penyebar informasi.
Salah satu peran radio dalam menyampaikan informasi adalah berpartisipasi dalam pembangunan pertanian. Dalam pembangunan pertanian, radio sebagai penyebar pesan dan hasil-hasil pertanian. Esensi dari pembangunan pertanian itu sendiri adalah adanya upaya untuk meningkatkan produktivitas pertanian seperti bertambahnya inovasi dan kemajuan teknologi, dan adanya upaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Pesan dan informasi yang disampaikan dari hasil pembangunan memiliki suatu tujuan. Dalam usaha pembangunan, haruslah bertujuan untuk meningkatkan derajat manusia, terutama masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan agar mereka dapat hidup layak. Oleh karena itu, langkah yang harus dilakukan dalam pembangunan adalah mengurangi tingkat kemiskinan. Dalam pembangunan pertanian, maka yang harus dilakukan adalah mengurangi tingkat kemiskinan pada masyarakat petani dengan cara meningkatkan produksi pertanian.
Di Indonesia, peran radio dalam pembangunan pertanian telah dilakukan sejak dahulu. “Dalam ringkup radio, dikenal Siaran Pedesaan, yang mula-mula dimulai sebagai Siaran Pertanian”. “ Di samping itu suatu skripsi tentang Siaran Pedesaan di Kulon Progo (khususnya tentang pedesaan oleh TVRI-Yogyakarta dengan nama “mBangun Desa) membuktikanbahwa pelaksanaan yang dianjurkan oleh siaran tersebut lebih terjamin dan berhasil di desa-desa di mana terbanyak anggota kelompoknya adalah wanita” (Susanto,1982:177). Contoh tersebut telah membuktikan bahwa di Indonesia radio telah berperan dalam pembangunan pertanian melalui program Siaran Pedesaan.

Tabel III.8 Manfaat Mendengarkan Acara Siaran Pedesaan

No
Manfaat Frekuensi
Jumlah
%
U.Karang K. Koto Sei.Salak
1. Menambah informasi tentang pedesaan 16 19 - 35 30,7
2. Menambah wawasan/pengetahuan tentang pertanian 8 16 29 53 46,4
Sumber : Data Primer (Depdikbud 1998)
Catatan : N= 114. Responden boleh memilih lebih dari satu jawaban
Menurut Alfitri et al (1998), “Tabel diatas menerangkan bahwa manfaat mendengarkan acara siaran pedesaan sebagian besar adalah untuk menambah wawasan/pengetahuan tetntang pertanian (46,4%). Intensitas tertinggi yang menjawab pertanyaan tesebut adalah warga desa Sungai Salak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa siaran pedesaan sangat berperan aktif dalam proses sosialisasi masyarakat, khususnya pada masyarakat pedesaan yang umumnya bermatapencaharian dari sekor pertanian/ladang. Secara tidak langsung acara tersebut beperan aktif dalam membentuk pola pikir kaum tani”.















II. Keefektivan Radio dalam Penyampaian Pesan dan Informasi Hasil Pertanian
Radio merupakan media yang tepat untuk menyampaikan pesan dan informasi dalam pembangunan pertanian. Menurut Ariyani (2008:15), “Adapun alasan penggunaan media radio, yakni dapat menjangkau banyak orang dalam waktu yang sama, menumbuhkan pemikiran pada para pendengar tentang masalah yang sedang dihadapi, dan menyebarluaskan informasi secara cepat dalam keadaan darurat”. Menurut Wiriatmaja (1977) dikutip dalam Ariyani (2008:15), cara yang dapat ditempuh untuk mencapainya adalah : (1) tumbuhkan kegemaran untuk mendengarkan radio secara berkelompok di pedesaan, (2) tumbuhkan kegemaran untuk mendengarkan radio secara berkelompok di pedesaan, (3) tumbuhkan kegemaran untuk berkorespondensi dengan studio radio atau dengan dewan pembina siaran pedesaan guna mengemukakan keinginan, keperluan, dan pendapatnya, (4) penyuluh juga harus sering berhubungan dengan studio radio, (5) acara-acara yang menarik supaya diumumkan terlebih dahulu, (6) mengirimkan secara teratur berita, cerita, dan pandangan tentang hal-hal yang terjadi setempat kepada studio radio, (7) usahakan partisipasi dari orang-orang daerah yang berbakat untuk mengisi acara radio.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kekuatan radio, yaitu daya langsung, daya tembus, dan daya tarik. Daya langsung radio siaran yaitu proses penyusunan dan penyampaian pesan yang relatif cepat. Daya tembus berkaitan dengan sifat radio siaran yang tidak mengenal jarak dan rintangan. Sedangkan daya tarik yaitu adanya tiga unsur yang ada pada radio, yaitu musik, kata-kata, dan efek suara (sound effect). Keunggulan tersebut mendukung untuk memudahkan dalam penyampaian pesan.
Dalam pembangunan pertanian pada komunitas Dayak di Kalimantan Barat, dalam penyampaian informasi pembangunan pertanian dan pengemasan materi komunikasi yang tepat, informasi dan teknologi dapat diakses oleh masyarakat Dayak melalui radio dengan mudah dan relatif murah, serta memiliki peluang untuk menjangkau pendengar yang lebih luas dan dapat diakses secara lebih murah (Kifli,2007:123). Oleh karena itu, radio merupakan media komunikasi yang efektif dalam penyampaian informasi pembangunan pertanian karena aksesnya mudah dijangkau oleh masyarakat petani yang umumnya memiliki keterbatasan ekonomi.



III. Hambatan Radio dalam Penyampaian Pesan Pembangunan
Media radio selain memiliki keunggulan dan efektif dalam menyampaikan pesan pembangunan, juga memiliki hambatan. Dalam proses pembangunan, manusia ada kecenderungan untuk menginginkan sifat manusiawi, yaitu situasi tatap muka atau komunikasi antarpribadi (interpersonal communication). “ Karena radio merupakan suatu alat mati, maka radio sebenarnya tidak mempunyai sifat-sifat manusiawi tersebut”. Agak lain halnya dengan televisi yang di samping suara, masih membawa gambar dari komunikator, sehingga penyajian pesan nampaknya menjadi lebih “manusiawi’ dengan terjadinya tatap muka yang semu (Susanto,1982:175). Selain itu, ada kelemahan radio yang menghambat penyampaian pesan, “ Bahwa radio juga memiliki kelemahan, terutama informasinya yang selintas membuat informasi yang disampaikan sulit diingat, karena siaran radio melalui pendengaran dan hanya sekali maka informasi tersebut tidak bisa di dokumentasikan oleh pendengarnya” (Romli,2004) dikutip dalam Puspitasari (2009:10).
Hambatan-hambatan radio dalam komunikasi pembangunan dapat diatasi oleh beberapa cara. Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efektivitas penyampaian esapesan pembangunan adalah dengan pendekatan manusiawi. Pendekatan manusiawi tersebut ialah pemanfaatan informasi oleh komunikator tentang situasi khalayak yang ingin dicapai. Menurut Susanto (1982:182), cara tersebut dapat berupa teknik penyajian, erudisi, relevansi, dan sifat lokal. Dengan cara tersebut merupakan unsur-unsur yang dapat mendekatkan komunikator dengan khalayak, terutama komunikator yang tidak berhadapan muka dengan khalayak.














IV. Kesimpulan
Radio merupakan media komunikasi yang cukup efektif dalam pembangunan pertanian. Media radio telah dimanfaatkan dalam pembangunan pertanian dengan adanya program “Siaran Pedesaan” seperti yang telah dilakukan di Jawa Barat, Kolon Progo, Yogyakarta, dan di Sumatera Barat. Melalui program tersebut diharapkan dapat meningatkan tujuan pembangunan pertanian, yaitu meningkatkan produktivitas pertanian dengan teknologi dan inovasi serta mengurangi tingkat kemiskinan yang umumnya terjadi pada masyarakat petani. Radio merupakan media komunikasi yang efektif dalam pembangunan pertanian di pedesaan karena dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat petani karena biaya untuk mengaksesnya relatif murah. Selain itu, adanya faktor daya langsung, daya tembus, dan daya tarik yang memungkinkan keefektivitasan media radio dalam pembangunan pertanian. Selain efektif, radio juga mempunyai beberapa kelemahan dan hambatan, yaitu radio dinilai kurang bersifat manusiawi, karena tidak dapat menciptakan situasi tatap muka, kelemahan yang lain yaitu, informasi yang disiarkan oleh radio bersifat langsung dan hanya sekali sehingga tidak bisa di dokumentasikan oleh pendengarnya.



















Daftar Pustaka

Alfitri, Noveri, Samin Y, AR Getri, Defrizal,...Johor B. 1998. Peranan Media Massa Lokal Bagi Pembinaan dan Pengembangan Kebudayaan Daerah Sumatera Barat. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Ardianto E., Erdinaya LK. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung:Simbiosa Rekatama Media. 355 hal.
Ariyani L. 2008. Keefektifan Program Siaran Radio Pertanian Ciawi (Studi Kasus: Iklan Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu di Kecamatan Ciawi, Bogor). Skripsi Sarjana. Jurusan Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia IPB. Tidak dipublikasikan
Cangara H. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 160 hal.
Dewi SP. 2008. Analisis Permasalahan Struktural Masyarakat Petani dan Peran Pemerintah Dalam Pembangunan Pertanian. Skripsi Sarjana. Jurusan Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia IPB. Tidak dipublikasikan
Kifli GC. 2007. Strategi Komunikasi Pembangunan Pertanian pada Komunitas Dayak di Kalimantan Barat: Forum Penelitian Agro Ekonomi [internet].[dikutip 14 November 2010]; vol.2 No.25 (Desember), 117-125, dapat diunduh dari : http:// pse.litbang.deptan.go.id
Nasution Z. 1988. Komunikasi Pembangunan Pengenalan Teori dan Penerapannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 238 hal.
Puspitasari N. 2009. Persepsi Khalayak Pendengar Tentang Mutu Siaran Radio Pertanian Ciawi (Studi Kasus: Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi dan Desa Ciriung, Cibinong).Skripsi Sarjana. Jurusan Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia IPB. Tidak dipublikasikan
Rousydiy TAL. 1985. Dasar-Dasar Rhetorica Komunikasi dan Informasi. Medan: Firma Rainbow Medan. 413 hal.
Susanto AS. 1982. Komunikasi Massa. Bandung: Binacipta. 187 hal.